Kamis, 17 November 2011

Contoh kasus 5: YOGYAKARTA,

KOMPAS.com — Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta merencanakan memasukkan etika berlalu lintas di jalan raya sebagai salah satu mata pelajaran di kurikulum sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, dan yang sederajat di kota tersebut. "Etika berlalu lintas tersebut sangat penting diajarkan di sekolah untuk memberikan pengetahuan tentang tata cara berlalu lintas yang benar kepada siswa, apalagi sebagian besar kecelakaan kendaraan bermotor di Yogyakarta justru dialami anak sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Syamsury di Yogyakarta, Sabtu (15/5/2010).
Menurut dia, etika berlalu lintas pelajar di Kota Yogyakarta dirasa sangat memprihatinkan karena banyak siswa yang belum mengerti tentang tata cara berkendara di jalan raya yang mampu mendukung keselamatan dan kenyamanan berkendara di jalan raya. Kondisi tersebut, lanjut dia, didukung oleh fakta bahwa pihaknya tidak dapat membatasi jumlah produksi kendaraan bermotor oleh pabrikan sehingga langkah yang bisa dilakukan adalah penegakan aturan berkendara di jalan raya.
"Sebenarnya, program ini akan lebih berhasil apabila didukung oleh Pemerintah Provinsi DIY. Seperti diketahui, siswa yang bersekolah di Yogyakarta juga berasal dari kabupaten sekitar," katanya. Pihaknya, lanjut dia, tengah melakukan rekayasa kurikulum pembelajaran etika berlalu lintas tersebut agar dapat terintegrasi dengan mata pelajaran lain, seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan serta Ilmu Pengetahuan Alam, serta juga Ilmu Pengetahuan Sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TWITTER

Menu

Recent Post