Jumat, 18 September 2009 | 20:44 WIB
JAKARTA,
KOMPAS - Keterlibatan perusahaan-perusahaan besar di dalam
negeri mendukung peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi masih
rendah. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah perusahaan-perusahaan di dalam
negeri yang bersedia menerima mahasiswa dalam program magang atau kerja yang
bertujuan untuk memberi pengalaman belajar secara nyata di dunia kerja. Dukungan
untuk menerima mahasiswa bekerja umumnya dari perusahaan-perusahaan
multinasional. Baru sekitar 25 perusahaan atau industri besar sejak tahun 1997
hingga sekarang yang mendukung program cooperative academic education
(co-op) yang dikembangkan Depdiknas sebagai strategi pendidikan untuk
meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi. Fasli Jalal, Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Depdiknas, di Jakarta, Jumat (19/9), mengatakan ada kendala
untuk menerima mahasiswa bekerja di perusahaan karena umumnya mahasiswa punya softskills
dan hardskills yang belum memenuhi persyaratan. Akibatnya,
pendidikan dan pelatihan ekstra harus diberikan perusahaan tersebut.
Program
co-op yang beda dengan magang biasa, tempat mahasiswa bekerja sesuai
kebutuhan nyata dunia kerja selama 3-6 bulan yang diseleksi perguruan tinggi
dan perusahaan, cukup penting. Program ini bisa meningkatkan daya saing lulusan
perguruan tinggi di dunia kerja. "Supaya terus bisa berjalan, penyiapan
mahasiswa nantinya akan dilakukan di perguruan tinggi dengan dukungan dana dari
Depdiknas," kata Fasli.
Terbatasnya
perusahaan yang mendukung program co-op mahasiwa perguruan tinggi mengakibatkan
setiap tahun hanya mampu menerima 50-70 orang. Keterbatasan itu membuat membuat
Depdiknas melirik usaha kecil dan menengah (UKM) sejak tahun 2003.
Program
co-op di perusahaan UKM itu mampu meningkatkan jumlah mahasiswa yang bisa
mengalami secara nyata bekerja di perusahaan. Mahasiswa yang ikut dalam program
itu dilatih terlebih dahulu sebagai bagian kesepakatan Ditjen Dikti depdiknas
dan Kantor Deputi Sumber Daya Mansuia Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Hingga
tahun lalu, sebanyak 647 UKM terlibat. Mahasiswa yang bisa mengikuti program
itu mencapai 1.800 orang dari 32 perguruan tinggi.
Keterlibatan
mahasiswa dalam program co-op UKM itu justru menantang mahasiswa untuk bisa
mengembangkan perusahaan UKM tersebt yang terbatas dari permodalan. Bahkan,
mahasiwa diharapkan bisa belajar berwirausaha, mengembangkan kreativitas, dan
memiliki daya juang tinggi atau tidak putus asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar