Selasa, 22 Februari 2011

Kerangka Penelitian Ilmiah

Nama: Dody Arie Wibowo
Kelas :3 EA 12
NPM: 10208391

PERKEMBANGAN PASAR DERIVATIF MEMBANTU PENINGKATAN PASAR KEUANGAN INDONESIA

ABSTRAK
Pasar derivatif di negara-negara maju terus menerus dikembangkan karena bermanfaat di dalam peningkatan efisensi dan transparansi pasar keuangan. Negara-negara maju menyadari sepenuhnya bahwa dengan adanya pasar keuangan yang efisen dengan ukuran bahwa pasar transparan dan biaya transaksinya tidak mahal sangat berguna mengurangi ketidakpastian, dan karena itu mengurangi risiko keuangan sehingga cost of capital yang ditanggung dunia usaha akan lebih ekonomis, yang pada akhirnya akan mendorong capital inflow yang sangat berguna di dalam mendorong sektor real. Tujuan ideal tulisan ini adalah memasyarakatkan pasar derivatif guna membantu pemerintah membangun pasar derivatif Indonesia yang mungkin suatu saat diperlukan di dalam penyusunan APBN.




I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kontrak berjangka dengan menggunakan indeks saham (S&P500) sebagai aktiva induk mulai diperdagangkan di Bursa Efek Amerika Serikat semenjak 1982. Volume perdagangan berkembang secara luar biasa. Pada Februari 1989 kontrak berjangka indeks saham yang paling banyak diperdagangkan adalah kontrak indeks saham S&P 500, dengan open interest (kontrak yang outstanding) pada waktu itu sekitar 140.000 kontrak senilai US$ 21 miliar dan volume penjualan 44.000 kontrak perhari senilai US $ 6,6 miliar. Bahkan pernah terjadi total perdagangan berjangka indeks S&P 500 di Chicago Mercentile Exchange (CME) melebihi total seluruh nilai perdagangan saham di New York Stock Exchange (NYSE) .
Perdagangan kontrak berjangka indeks saham di Toronto Futures Exchange berdasarkan “Toronto Stock Exchange 35 Index“ pertama kali dilakukan adalah pada awal 1987. Kontrak didasarkan pada 35 saham yang paling banyak di perdagangkan di Toronto Stock Exchange (TSE). Ada juga perdagangan opsi berdasarkan indeks yang pada saat tulisan ini dibuat jumlah volume perdagangannya berkisar 69,000 kontrak per bulan. Volume perdagangan kontrak berjangka TSE 35 memang masih relative sedikit, tetapi dengan diperkenalkannya locals (pialang khusus di lantai bursa) yang meningkatkan perdagangan dengan/atas nama rekeningnya sendiri telah membuat prospek perdagangan kontrak berjangka indeks saham semakin cepat ver-sinar. Selain itu, dengan semakin terbiasanya lembaga-lembaga ke-uangan di Canada menggunakan perdagangan kontrak berjangka indeks berdasarkan pengalaman mereka di perdagangan berjangka Amerika Serikat, volume per-dagangan “Toronto Futures Exchange contract” segera ver-kembang dengan pesat.
Bursa Efek Surabaya pertama kali memperkenalkan perdagangan kontrak berjangka indeks saham yang didasarkan pada indeks LQ-45 BEJ pada tahun 2001. Kemudian diikuti dengan Bursa Efek Jakarta yang memperdagang-kan kontrak berjangka saham yang disebut KOS (Kontrak Opsi Saham) sejak 6 Oktober 2004.
Permasalahan
Kontrak berjangka indeks saham sama seperti derivatif pada umumnya adalah ibarat pisau bermata dua. Jika digunakan secara tepat dapat melipatgandakan keuntungan, tetapi jika penggunaanya keliru kerugian yang ditimbulkannya juga sangat luar biasa. Barings Bank di Inggris yang telah berusia dua ratus tahun dapat bangkrut karena transaksi derivatif. Kubu yang mengatakan bahwa kontrak berjangka indeks saham adalah judi, dan dianggap haram, masih berimbang kekuatannya dengan kubu yang beranggapan transaksi ini sifatnya neutral, syah-syah saja, asal digunakan secara tepat guna. Jadi yang pro beranggapan penggunaan derivatif adalah tidak melanggar hukum. Oleh karena itu, yang menjadi permasalahan adalah kapan dan bagaimana menggunakannya untuk mengelola risiko dan kapan menggunakannya untuk menciptakan profit.


Tujuan
Penulisan ini adalah dimaksudkan untuk mengungkapkan konsep dasar atau teori-teori fundamental yang lazim digunakan untuk pengambilan keputusan didalam memperdagangkan “kontrak berjangka indeks saham” baik dari sudut pandang pembeli maupun sudut penjual produk, (dari sudut hedgers atau dari sudut speculators). Selanjutnya berdasarkan konsep dan teori-teori fundamental tersebut digunakan untuk menganalisa fakta yang berkembang di masyarakat sekarang ini. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan “kontrak berjangka indeks saham dan valuta asing” berguna bagi masyarakat dan karena itu patut dikembangkan di Indonesia, baik secara kelembagaan, produk, peraturan, dan pengawasannya.


Metodologi Penelitian
Kerangka Pemikiran
Secara teoritis peranan pasar derivatif bagi perekonomian suatu negara adalah alat   transfer of risk. Alat memindahkan risiko dari pelaku ekonomi yang ingin menghindari risiko keuangan kepada pihak yang bersedia menanggung risiko. Sebagai alat price discovery. Artinya dengan adanya pasar derivatif akan memungkinkan tersedianya informasi tentang transaksi perdagangan berbagai macam aktiva (keuangan, komoditi, indeks) di masyarakat tepat waktu, komprehensif, melalui media elektonik, media cetak, sehingga harga-harga berbagai aktiva yang terjadi di masyarakat sehari-hari adalah berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan. Market integrity, adanya pasar derivatif yang diselenggarakan secara baku melalui bursa (futures exchange) dan fasilitator clearinghouse membuat transaksi di pasar senantiasa terpercaya dan pasti. Selain itu adanya pasar derivatif akan meningkatkan likuiditas perdagangan aktiva induk derivatif atau to enhance liquidity dan juga meningkatkan efisiensi, enhance efficiency, karena modal yang digunakan untuk bertransakssi derivatif adalah kecil dan selalu dilakukan secara transparan.


Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari data kualitatif berupa pernyataan-pernyataan, konsep, atau berbagai teori yang diperoleh dari riset kepustakaan. Selain data kualitatif yang diperoleh dari riset literatur, penelitian ini juga menggunakan data kuantitatif (angka-angka) yang diperoleh dari lapangan maupun dari literature dan berbagai website.

II. LANDASAN TEORI

Pada bagian II ini dikemukakan kerangka teori yang berkaitan dengan kontrak berjangka indeks saham dan berbagai strategi perdagangan yang lazim digunakan oleh hedgers dalam rangka melindungi dirinya dari risiko perubahan harga saham, maupun strategi yang digunakan speculators untuk mendapatkan keuntungan akibat perubahan harga aktiva yang dijadikan aktiva induk dalam kontrak. Selain itu pada bagian ini juga dikemukakan secara ringkas eksistensi bursa berjangka dalam negeri Indonesia seperti perdagangan Futures LQ-45 oleh Bursa Efek Surabaya, perdagangan KOS (Kontrak Opsi Saham) oleh Bursa Efek Jakarta, dan bursa berjangka dengan menggunakan indeks saham luar negeri dan mata uang asing (Valuta asing) seperti perdagangan Kontrak Indeks Saham Nikkei, Hang Seng, dan Indeks Saham Korea Selatan yang diselenggarakan P.T. Mahadana Asta Berjangka dan P.T. Top Growth Futures, yang beralamat di Jakarta.


Kontrak Berjangka Indeks Saham di AS
Aneka ragam kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa berjangka AS per Februari 1989 adalah :
  • Kontrak berjangka S&P 500 berdasarkan aktiva induk “Standard and Poor’s 500 stock index” yang diperdagangkan di “Index and Options Chicago Mercantile Exchange”.
  • Kontrak berjangka NYSE dengan aktiva induk New York Stock Exchange Compoite Index, diperdagangkan di New York Futures Exchange.
  • Kontrak Major Market Index berdasarkan akativa induk Major Market Index, yang diperdagangkan di Chicago Board of Trade.
  • Kontrak berdasarkan Value Line Index (dipublikasikan oleh Arnold Bernhard and Company) yang diperda-gangkan di Kansas City Board of Trade.

Semua kontrak berjangka diatas adalah berdasarkan indeks saham. Perdagangannya adalah menggunakan a cash delivery system sesuai dengan harga setelmen dikalikan dengan jumlah kontrak. Yang membedakan satu sama lain adalah indeks saham yang digunakan sebagai aktiva induk berbeda satu sama lain.

Teori Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Saham
Sama seperti pada semua perdagangan kontrak berjangka, selalu ada tiga macam pelaku (partisipan) di dalam perdagangan kontrak berjangka indeks saham. Mereka adalah speculators, hedgers dan arbitrageurs (yang berusaha mengkombinasikan/menyeimbangkan posisi kontrak berjangka pada berbagai pasar).
Speculators
Adalah pihak-pihak yang ber-usaha mendapatkan capital gains dari pasar kontrak berjangka, biasanya tanpa membeli aktiva pada pasar secara fisik. Hampir semua perdagangan di bursa kontrak berjangka adalah dilakukan oleh speculators, tetapi hanya dilakukan yang telah memahami berbagai macam strategi perdagangan. Beberapa strategi yang lazim yang dapat dipilih speculators adalah :
Straight purchase and sales of single futures month with a view to liquidating contracts in due course.
Intra-market spreads where the speculators buys and sells different months in the same commodity on the same market. The object of this is to wait for the basis to change and thereby hopefully make profit.
Inter-market spreads where the speculators buys and sells different months in the same commodity on different markets.
Arbitrage where the specula-tors buys and sells the same month in the same commodity on different markets.
Spreads based on buying or selling futures on some spread basis from cash prices, even though no position is held or intended in the actual commodity.

Hedgers
Orang-orang yang melindungi dirinya dari risiko kerugian karena perubahan harga aktiva induk disebut hedgers. Mereka memiliki posisi atau potensi memiliki posisi beli komoditi aktual, biasanya pembelian komoditi terebut berkaitan dengan kegiatan bisnisnya yang regular, mereka biasanya berusaha meminimalkan risiko pergerakan harga dengan mengimbangi pemilikannya atas komoditi secara fisik dengan menjual kontrak berjangka (short hedge) atau berusaha mengunci harga sekarang sama dengan harga yang akan datang, yakni dengan cara membeli kontrak berjangka beli di masa yang akan datang sekarang juga (long hedge).
Pada komoditi pertanian, kelompok hedger terdiri dari produsen hasil-hasil pertanian (para petani) misalnya petani gandum, pengolah gandum dan para pedagang gandum. Para pabrikan produk jadi, misalnya produsen cokelat (biasanya menimbun persediaan untuk bahan produksi) juga harus melakukan lindung nilai, jadi mereka ini juga termasuk hedger. Pabrik logam, yang memproduksi berbagai macam logam yang harus melalui berbagai tahapan, juga harus melaukan lindung nilai terhadap bahan baku logam dan barang jadi dari logam yang diproduksinya. Pada semua aspek produksi hingga marketing barang-barang logam dilakukan hedging, pada mining, smelting, refining, maupun marketing.
Hedgers pada perdagangan kontrak berjangka keuangan, adalah pihak-pihak atau para para manajer investasi atau konsultan keuangan, bank, perusahaan asuransi, dana pension, dan manajer reksadana.
Speculators pada prinsipnya adalah pihak-pihak yang berusaha mendapatkan profit dari perdagangan kontrak berjangka yang dilakukannya. Pentingnya speculators bagi pasar adalah bahwa mereka membuat pasar menjadi likuid. Berhubung speculators menghadapi risiko yang lebih tinggi ketimbang hedger, biasanya bursa menetapkan margin requirement yang lebih tinggi untuk perdagangan yang sifatnya spekulatif. Contoh, CME menetapkan bahwa minimum margin adalah $10,000 per kontrak bagi speculators sedangkan untuk hedgers hanya $5,000 per kontrak.
Jadi hedger dalam kontrak berjangka indeks saham adalah organisasi (lembaga) atau perorangan yang menggunakan kontrak berjangka indeks saham untuk mengimbangi/meredam risiko membeli, memiliki, atau menjual saham atau opsi sebagai bagian dari kegiatan ekonominya. Cara lindung nilai dengan menggunakan kontrak berjangka indeks saham menurut John E.Hore dikelompokkan atas :
1. The portfolio short hedge
2. The anticipatory long hedge
3. The underwriting safety net
4. Offset for professional traders.

a. The portfolio short hedge
Melindungi nilai portofolio dengan menggunakan strategi short hedge adalah cara lindung nilai yang paling banyak digunakan. Dapat diaplikasikan untuk systemic risk, atau untuk mengelola risiko sistimatis portofolio, yaitu risiko yang berkaitan dengan seluruh pasar saham. Tetapi strategi semacam ini tidak dapat digunakan untuk mengendalikan unsystematic risk atau risiko yang berkaitan dengan prospek industri atau perusahaan tertentu. Menurut para pakar, langkah pertama melakukan short hedge guna melindungi reksadana saham adalah menaksir (meng-kalkulasi) beta dari setiap perusahaan atau beta industri.
Beta sendiri adalah ukuran seberapa besar derajat korelasi fluktuasi harga pada industri atau perusahaan tertentu dengan indeks saham secara menyeluruh. Dapat dikalkulasi (ditaksir) dengan menggunakan analisa regresi statistik harga saham perusahaan selama lima tahun terakhir.
Beta adalah petunjuk penting tentang apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi seingkali tidak sempurna, sebab masa depan tidak pernah persis sama dengan duplikat masa lampau. Sama seperti industri harga saham perusahaan juga jatuh bangun dari tahun ke tahun, tergantung apakah posisinya sedang berada pada tahap pengenalan, pertumbuhan dan tahap dewasa atau jompo. Meskipun tidak sempurna, pada umumnya orang percaya bahwa Beta merupakan indikator yang sangat membantu di dalam melakukan hedge (lindung nilai aktiva keuangan). Dengan mengaplikasikan beta kelompok industri atau saham dalam portofolio dan memberi prosentase bobot untuk masing-masing komponen dalam portofolio, lazimnya dapat ditentukan/dikalkulasi beta portofolio secara keseluruhan. Kadang-kadang ketika manajer portofolio merasa prospek pasar lemah tetapi dia tidak ingin menjual saham (untuk institusi atau untuk alasan lain) maka dia dapat menjual “stock index contract” untuk mengimbangi atau mengurangi risiko saham yang ada dalam portofolio (reksa-dana). Beta akan memberi arahan berapa banyak kontrak yang harus dijual.

b. The anticipatory long hedge
Kadang-kadang banyak manajer portofolio yang memilih menggunakan strategi long hedge. Seperti manajer korporasi atau manajer dana pensiun, yang mengetahui agak lebih pasti arus uang masuk dan arus uang keluar yang dikelolanya. Reksadana yang dikelola seringkali menerima uang masuk dalam jumlah yang sangat besar (secara berkala pada periode-periode tertentu) umpamanya setiap kuartal. Katakanlah tiga bulan yang akan datang pasti diterima uang sebesar $10,000,000, – misalnya pada bulan September- yang dapat dibelikan pada saham, oleh karena itu terbuka kemungkinan membeli ”stock index futures” yang jatuh temponya Desember dan menjualnya pada September ketika investasi pada saham aktual dilakukan. Sehingga setiap kenaikan harga saham yang terjadi di Jurnal Keuangan dan Pasar akan mendatangkan/menghasilkan profit, walaupun pembelian saham aktual akan lebih mahal, sebaliknya jika terjadi penurunan harga pasar berarti kerugian dari kontrak berjangka beli, tetapi dapat membeli saham di pasar lebih murah. Jadi sesungguhnya harga saham dapat dikunci pada harga saat pertamakali hedge (lindung nilai) dimulai, tergantung pada basis risk dan beta risk. Jika jenis saham sesungguhnya yang dijadi-kan wacana investasi diketahui maka sangat mungkin melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap berapa jumlah kontrak yang dibutuhkan untuk long hedge setelah beta risk dipertimbangkan.

c. The underwriting safety net
Jaring pengamanan penjaminan emisi. Penjamin emisi (under-writer) setelah mengetahui kira-kira tanggal emisi dan nilai saham yang dijaminnya di masa yang akan datang dapat menggunakan “the anticipatory long hedge” untuk mengkunci atau memastikan harga saham tetap pada harga tertentu. Ketika saham yang akan diterbitkan atau dijual kepada publik, dibeli pelaksana penjamin emisi dan anggota sindikat penjamin, adalah sangat mungkin mereka melakukan lindung nilai (to hedge) emisi yang dilakukan dengan cara menjual kontrak berjangka sepanjang periode penawaran. Kontrak untuk keperluan hedge tersebut, nantinya, secara berangsur-angsur dilikuidasi setelah emisi terjual habis. Jadi, risiko harga (price risk) yang dihadapi para penjamin emisi ditransfer (dipindahkan) kepada basis risk dan volatility risk. Perkiraan atau estimasi berapa besarnya beta dan kalkulasi yang dibutuhkan untuk menentukan banyaknya kontrak berjangka yang diperlukan, harus dilakukan secara hati-hati.

d. Offset for professional traders
Sangat jelas bahwa penggunaan ”stock index futures” sangat membantu para pedagang profesional meredam price risks yang terdapat dalam systemic risk. Ini mungkin dilakukan baik dengan menjual stock index contract” mengimbangi ”long positions” dan membeli contracts” untuk mengimbangi ”short positions”. Manfaat adanya perdagangan ”marketable stock index contracts” bagi para pedagang (traders) sangat tinggi, menyediakan fleksibilitas di pasar yang aktif. Para pedagang dapat memperoleh profit dari unsystemic risk aktiva yang dimilikinya, yang mencerminkan kemampuannya menghasilkan profit dari memilih saham-saham yang berkinerja tinggi. Dan pada saat yang sama sekaligus melindungi dirinya dari systematic risk.

Perbandingan Kinerja Berbagai Macam Index
Ada berbagai macam index yang lazim digunakan sebagai aktiva induk dalam kontrak berjangka indeks, dengan pengalaman yang berbeda satu sama lain. Kinerja tiga macam inderx yang paling biasa digunakan di AS, dan Dow Jones Industrial Average selama periode 1970-1980 adalah sperti berikut :
New York Stock Exchange Composite Index – Up 56%
Standard and Poor’s 500 Index – Up 47%
Value Line Composite Index – Up 39%
Dow Jone Industrial Average – Up 15%
Kedua indeks, NYSE Index dan S&P 500 Index adalah berdasarkan bobot rata-rata sehingga mencerminkan nilai pasar komponen-komponen yang terdapat dalam indeks. Indeks NYSE adalah mewakili 1,520 saham yang tercatat di bursa, dan S&P 500 adalah mewakili saham-saham pilihan tertentu yang tercatat di NYSE, di AMEX (American Exchange) dan di over-the-counter market. Karena berdasarkan bobot komponen-komponen yang dimasukkan dalam indeks, indeks ini lebih tepat mewakili pasar secara keseluruhan dibandingkan dua indeks lainnya (Value line composite index dan Dow Jones Industrial Average).


Kontrak Berjangka Indeks Saham di Kanada
Toronto Futures Exchange disingkat TFE pertamakali meluncurkan kontrak berjangka indeks saham berdasarkan Toronto Exchange 35 Index adalah pada 1987. Kontrak ini menggantikan kontrak sebelumnya yang didasarkan pada TSE Composite 300 index.
TSE Stock Index Contract yang diperdagangkan di TFE, diselesaikan secara tunai setiap ada penyerahan aktiva, dan menggunakan standard nilai setiap satu kontrak sama dengan $500 dikalikan dengan index. Faktor pengali terhadap indeks adalah @ $500. Pada tanggal 6 Februari 1989, index ditutup pada 194.99 dan February Futures ditutup pada index value $195.00 ( = $97,500 per kontrak), mengindikasikan adanya korelasi kuat antara harga tunai dengan kontrak berjangka pada bulan yang terdekat. Kontrak berjangka yang diperdagangkan adalah harga tunai sekarang untuk dua bulan berikutnya. Fluktuasi minimum harga adalah 0.02 atau $10. Pergerakan harga setiap hari (pergerakan harian) dibatasi hanya boleh diatas atau dibawah 13.50 ($6,750) dari harga penutupan hari terdahulu dan batas posisi (pembelian) adalah 1,000 kontrak bagi speculator dan 2,200 bagi hedgers. Minimum margin mula-mula (initial minimum margins) adalah diatur seperti berikut :
Speculators $9,000
Hedges $5,000
Spreads $1,200

Kontrak berjangka indeks saham ini , dapat dimengerti dengan mudah, sangat straightforward dalam perhitungannya, dan peraturan perdagangannya juga sederhana. Berikut ini dapat dilihat dan dipelajari beberapa contoh strategi lindung : nilai dengan menggunakan ”stock index futures” yang sangat mendasar, yang merupakan best practice di Kanada tetapi prinsip-prinsipnya berlaku universal oleh karena itu dapat diadopsi negara-negara lain termasuk oleh Indonesia.

Lindung Nilai Dengan Menggunakan TSE 35 Stock Index Contract
Short Hedge
Pada tangga 22 Oktober, reksadana saham dana pensiun ABC nilainya adalah $996,000. Adapun beta reksadana ini persis sama dengan 1.00. Si manajer reksadana dana pensiun mengantisipasi bahwa harga-harga akan cendrung menurun sejak pertengahan Nopember dan terus berlanjut hingga akhir tahun. Dari pada melikuidasi sebagian besar saham-sahamnya yang terdapat dalam reksadana, si manajer reksadana memutuskan melindungi nilai sekarang reksadananya dari risiko pasar, dengan menjual 28 March TFE 35 stock index contracts pada level 196.00 atau $98,000 per kontrak.
Pada akhir tahun, memang harga pasar turun sesuai dengan yang telah prediksinya. Nilai reksadana saham ABC anjlok sekitar 10.4 persen menjadi $892,000, jadi rugi sebesar $104,000. Sepanjang periode yang sama, tingkat TSE 35 Index dan futures turun menjadi 174.00, drop 11.2% atau $11,000 per kontrak. Karena yakin periode ketidakpastian sudah berlalu, si manajer reksadana membeli kontrak beli untuk mengimbangi ”short position”nya. Penurunan nilai $11,000 per kontrak menghasilkan profit $110,000 dari 10 kontrak, dapat mengimbangi penurunan nilai sahamnya yang terdapat dalam reksadana yang dikelolanya.
Keuntungan bersih berasal dari hedging berdasarkan pergerakan indeks saham sepanjang periode 22 Oktober hingga 31 Desember adalah $6,000 (belum dipotong komisi). Angka itu diperoleh dari kombinasi kerugian dari perdagangan saham secara tunai dan keuntungan dari transaksi kontrak berjangka. Penjelasan dari mana profit $6,000 yang diperoleh si manajer reksadana saham si pengelola dana pensiun dari kombinasi transaksi di pasar tunai dan di pasar berjangka tersebut.
Seiring dengan menurunnya harga pasar saham sepanjang bulan Desember, si manajer reksadana berhasrat membeli beberapa saham yang dianggap secara significant adalah undervalued. Reksadana sekarang ini yang seluruhnya di investasikan pada saham (equity) dan manajer berharap menerima $1.75 juta pada bulan February, pada waktu itu mungkin dilakukan investasi dengan beta 1.00. Sesuai dengan harapannya harga saham akan naik pada bulan April, si manajer reksadana memutuskan membeli kontrak berjangka hak beli indeks saham TSE 35 futures contract pada harga berlaku sekarang. Pada 10 Desember dia membeli 19 February contracts priced at 187.00 atau $93,500 per kontrak.
Pada 2 February, si manajer reksadana menerima $1.75 juta, ini sesuai dengan antisipasinya, sebab harga pasar pada umumnya telah mengalami kenaikan (bullish market). Untuk investasinya semula sebesar $1.75 juta harus ditambahkan $105,000. Pada saat ini si manajer reksadana menutup posisinya dengan menjual 19 February contracts. Berhubung harga February contract telah naik 4.8 persen, posisi beli kontrak berjangka ditutup dengan menghasilkan profit. Hasil bersih yang dihasilkan long hedge adalah seperti telah dipaparkan pada matrik diatas. (Seharusnya, tanpa melakukan hedging, harus mengeluarkan biaya $105,000, tetapi dengan hedging hanya mengeluarkan biaya $19,500. Berarti menghemat biaya sebesar $105,000 – $ 19,500 = $ 85,500)


Kontrak Berjangka Indeks Saham di Indonesia
Sekarang ini ada dua bursa sekuritas derivatif yang terorganisir di Indonesia. Pertama adalah Bursa kontrak berjangka LQ-45 BEJ yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Surabaya dan, kedua adalah bursa Kontrak Opsi Saham (KOS) yang perdagangannya diselenggarakan oleh Bursa Efek Jakarta. Selain kedua bursa tersebut ada juga perdagangan kontrak berjangka indeks saham yang diselenggarakan perusahaan swasta (seperti PT Mahadana Asta Berjangka dan P.T. Top Growth Futures), tetapi menggunakan indeks saham luar negeri, Jepang, Hong Kong, dan Korea Selatan, dan berbagai macama mata uang asing (valas) sebagai aktiva induk.

A. Futures LQ-45, Bursa Efek Surabaya
Salah satu bursa penyelenggara perdagangan kontrak berjangka indeks saham di Indonesia adalah P.T. Bursa Efek Surabaya (BES). Instrumen yang diperdagangkan disebut : ”Index LQ-45 P.T. Bursa Efek Jakarta” karena aktiva yang dijadikan induk kontrak berjangka adalah kelompok 45 saham yang diperdagangkan di BEJ. Selain menggunakan LQ 45 sebagai aktiva induk, BES juga memperdagangkan kontrak berjangka dengan aktiva induk Dow Jones Industrial Average, dan Dow Jones Japan Titans 100.

B. Kontrak Berjangka Dengan Indeks Saham Luar Negeri
Bagi para hedgers yang ingin melindungi nilai aktivanya dari risiko perubahan harga pasar saham maupun bagi para speculators, yang ingin menciptakan profit dari pergerakan indeks saham luar negeri (fluktuasi indeks saham Nikkei dan Hang Seng) dapat memilih tempat bertransaksi pada beberapa perusahaan yang berkantor di Jakarta. Seperti P.T. Mahadana Asta Berjangka dan P.T. Top Growth Futures.


III. FAKTA DAN ANALISA

Intisari bagian III ini adalah merupakan pandangan penulis tentang kondisi pasar kontrak berjangka di Indonesia dan visi tentang prospek pasar kontrak berjangka Indonesia masa depan. Pendekatan yang digunakan adalah bersifat analisis deskriptif.


Fakta
Di Indonesia sekarang ini terdapat dua bursa perdagangan kontrak berjangka aktiva keuangan yang terorganisir dalam arti dilakukan melalui bursa dan penyelesaian transaksinya marking to the market dengan bantuan perusahaan kliring berjangka (Clearinghouse). Pertama adalah bursa kontrak berjangka LQ-45 yang diselenggarakan Bursa Efek Surabaya, dan bursa kontrak opsi saham (KOS) yang penyelenggaranya Bursa Efek Jakarta. Selain itu ada juga bursa berjangka yang aktiva induknya adalah beberapa komoditi pertanian. Penyelenggaranya adalah Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dibawah pengawasan BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Ada juga perusahaan yang memperdagangkan kontrak berjangka yang menggunakan indeks saham luar negeri dan mata uang asing, P.T. Mahadana Asta Berjangka dan P.T. Top Growth futures.
Semua bursa dan perusahaan yang memperdagangkan kontrak berjangka indeks saham, baik dalam negeri maupun luar negeri, dan kontrak berjangka valuta asing sebagaimana dipaparkan diatas adalah merupakan fakta nyata di Indonesia. Pasar derivatif memang telah eksis di Indonesia tetapi belum semaju di negara lain.
Sekedar membuktikan bahwa perdagangan kontrak berjangka itu benar-benar nyata adanya. Pada 14 Agustus 2006 si investor menyetor (mendepositokan Rp 100.000.000,) sebagai initial margin, dan pada saat ditutup 3 Oktober 2006 saldo margin adalah Rp123.075.000. Berarti keuntungannya dalam dua bulan saja sebesar Rp23.075.000 ini setara dengan ROI (return on investment) = 23.08 %.
Semua transaksi derivatif, apakah dengan aktiva induk aktiva keuangan, indeks, maupun komoditi adalah ibarat pisau bermata dua. Oleh karena itu jangan silau dengan angka keuntungan seperti dipaparkan dalam contoh diatas. Sebab tidak mungkin keuntungan yang diharapkan malahan menjadi buntung. Masih segar dalam ingatan Bank Barings dari Inggris yang telah berumur lebih dari dua ratus tahun, akhirnya kollaps gara-gara transaksi derivatif yang kurang diawasi dengan baik. Tetapi, seperti telah dijelaskan dimuka, paling tidak ada beberapa strategi di dalam perdagangan derivatif yang dapat dipilih yaitu :The portfolio short hedge; the anticipatory long hedge ;the underwriting safety net ; dan offset for professional traders.
Kondisi pasar kontrak berjangka Futures LQ 45 yang diselenggarakan Bursa Efek Surabaya, dan perdagangan KOS (Kontrak Opsi Saham) yang dilaksanakan Bursa Efek Jakarta sekarang ini masih dalam tarap pengembangan, gaungnya belum banyak terdengar. Tetapi melihat fakta di lapangan, dimana banyak peruahaan berjangka, meskipun menggunakan aktiva induk indeks luar negeri seperti Nikei, Hang Seng, Kospi, dan forex (valuta asing) sebagai aktiva induk dalam kontrak, cukup berkembang seyogianyalah prospek pasar derivatif yang dikembangkan pemerintah Indonesia semakin menjanjikan di masa depan.


Analisis
Pemerintah menyadari sepenuhnya pentingnya keberadaan pasar derivatif sebagai subsistem pasar keuangan Indonesia, yang memiliki peranan strategis sebagai mekanisme tranfer risiko, price discovery, market integrity yang membuat pasar keuangan semakin terpercaya, enhance effisiency, dan enhance liquidity. Dan karena itu akan terus ditumbuh kembangkan, karena kondisinya sekarang ini masih belum menggembirakan. Kemungkinan penyebab lambatnya pembangunan pasar derivatif di Indonesia dewasa ini adalah karena masih banyak anggapan perdagangan derivatif adalah judi. Sesungguhnya bukan judi tetapi spekulasi. Dan citra negatif spekulasi dari para spekulator kiranya sudah waktunya diubah. Mengapa? Sebab hasil riset tentang ”kontribusi spekulator membuat pasar keuangan menjadi efektif” yang dilakukan oleh Geert Bekaert, Standford University and National Bureau of Economic Research USA; Marcio G.P. Garcia, Pontifical Catholic University (PUC) dan National Council for Scientific and Technological Development (CNPq) Brazil, dan Campbell R.Harvey, Duke University and National Bureau of Economic Research (1995), menyimpulkan bahwa :
”….. that competitive speculation is a vehicle for greater price stabili-ty. Increased rational speculative activity leads to greater incentives for information collection. More information, in turn, helps in reaching prices that are accurate, fair, and stable.
A second and equally important conclusion states that speculation improves pricing efficiency and that this effect has a significant influence on capital allocation and economic welfare. In an efficient market, all information relevant for determining the value of an item is reflected in market prices, and a perfectly efficient market would be one in which insider trading could not be profitable. However, markets vary in their level of efficiency, and a high level of efficiency is a function of advance markets.
The authors make clear that the more confident investors are that market prices reflect a high level of accurate information, the more willing they are to commit capital with a smaller premium for uncertainty. In other words, risk is a main determinant of the cost and allocation of capital. Hence, the report argues, where rational speculation is high, the cost of capital will be lower and the efficient of capital among competing investments more likely.

An active level of speculation also contributes to market liquidity because speculation contributes to higher levels of trading and a tighter bid-ask spread. The more trading and the smaller the spread, the more market prices will migrate toward their true values. Moreover, the more a market price represents true value, the more it will induce investors to take a position with the confidence that they can exit from the position readily if necessary.
Liquidity thus becomes a self-perpetuating condition that leads to growing volumes of trading and speculation. If an underlying investment is sound, capital will flow to it more readily in a liquid market than in an illiquid one. By performing the speculative function, the speculators strenghtens the opportunities for capital and derivative market participants. In turn, capital flows to projects with the highest intrinsic economic value.
In brief, the report’s research and analysis make it abundantly clear that creation of a sufficient mass of speculators, both domestic and foreign, increases both the liquidity and the efficiency of financial markets. Conversely, the absence of such a mass will have negative effects on economic welfare.”

Artinya :
Spekulator di dalam pasar keuangan sesungguhnya bukan sesuatu yang jahat (bukan dosa). Dan, makna transparansi adalah sangat dalam untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pasar keuangan. Sehingga adalah wajib hukumnya menumbuhkembangkan pasar derivatif. Karena itu otoritas pasar modal, bank sentral, bursa efek, bursa berjangka, semua partisipan pasar keuangan, terutama pemerintah Indonesia yang diwakili otoritas pasar modal dan BI hendaknya bahu membahu menjaga dan meningkatkan transparansi pasar keuangan Indonesia dengan membangun lembaga-lembaga, perangkat peraturan, produk, dan kode etik dikalangan pelaku pasar modal yang membantu terwujudnya pasar keuangan yang efisien.
Pemerintah Indonesia harus melihat betapa pentingnya masalah tranparansi, sebagaimana negara lain melihatnya. Apakah melalui Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, BPK, BPKP, Self Regulatory Organization di pasar modal, bahkan semua abdi negara yang berkarya di organisasi-organisasi pemerintah harus disadarkan pentingnya tranparansi. Sebab ini akan ampuh membasmi korupsi. Bukankah seperti dikatakan oleh Henry Kissinger (Mantan Menteri Luar Negeri AS) bahwa : ” information is power, and power tends to corrupt”.
Artinya yang memiliki informasi akan memiliki kekuasaan, dan pemilik kekuasaan akan cenderung korupsi. Jadi melalui transparansi, penguasaan informasi oleh segelintir orang yang dijadikan sumber korupsi dapat dicegah.

Pemerintah Australia melalui Treasury juga menekankan sangat pentingnya transparansi seperti berikut: 7
Treasury’s Mission is to improve the wellbeing of the Australian people by providing sound and timely advice to the government, based on objective and through analysis of options, , and by assisting Treasury ministers in the administration of their reponsibilities and the implementation of government decisions.

Dan guna menjalankan misi tersebut Treasury betanggung jawab atas policy outcomes yang terdiri dari :
sound macroeconomic environ-ment;
effective government spending and taxation arrangement;
well-functioning markets.

Kemudian well functioning sendiri adalah diartikan sebagai berikut :
”Well-functioning markets contribute to the achievement of high sustainable economic and employment growth and the wellbeing of Australians, by enablings resources to flow to those parts of the economy where they can be used most productively.
Well-functioning markets operate when investors and consumers have the skills, confidence and certainty to make decisions that are well-informed and free from market distorsions and impediments.”

Intinya tranparansi adalah salah satu kunci penting yang akan membantu pemerintah di dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, sehingga rakyat semakin sejahtera dalam materi dan semakin sejahtera pula dalam rohani. Pertanyaannya apakah pemerintah Indonesia sekarang ini sadar bahwa betapa pentingnya transparansi agar pasar berfungsi dengan baik, dan menyadari jika pasar berfungsi dengan baik akan membuat rakyat sejahtera ?





IV SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pasar kontrak berjangka adalah sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, sebab secara makro keberadaan pasar derivatif akan membantu terciptanya pasar keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya juga akan membantu sektor real (dunia usaha) mendapatkan modal usaha secara efisien. Dengan pasar keuangan yang efisien dalam arti transparan dan transaksi tidak tinggi biayanya, sama dengan risiko ketidak pastian berusaha di Indonesia akan semakin kecil, dan dunia luar akan melihat Indonesia sebagai pilihan berinvestasi, sehingga akan terjadi capital inflow yang sangat berguna untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia.
Transaksi derivatif, kontrak berjangka saham, indeks saham, mata uang, atau kontrak berjangka dengan aktiva induk lainnya, adalah ibarat pisau bermata dua. Tetapi tidak perlu khawatir dengan risiko negatifnya, sebab khusus mencegah risiko kerugian ada be-berapa strategi yang dapat dipilih, sesuai dengan time horizon dan tujuan yang ingin dicapai partisipan yang berkepentingan. Strategi ter-sebut adalah meliputi ; the portfolio short hedge, the anticipatory long hedge, the underwriting safety net, dan offset for professional traders. Strategi dapat dipilih seuai dengan kondisi dan potensi pasar.

Pada hakekatnya pasar derivatif dalam bentuk pasar Futures-LQ 45 yang diselenggarakan BES (Bursa Efek Surabaya) dan pasar Kontrak Opsi Saham (KOS) yang diselenggarakan BEJ (Bursa Efek Jakarta) dapat dipilih hedger sebagai wacana untuk melindungi dirinya dari risiko kerugian ke-uangan karena pergerakan harga, dan pada sisi lain dapat dipilih para spekulator (investor) untuk memperoleh keuntungan (profit) karena perubahan harga aktiva ke-uangan di pasar yang telah dianti-sipasi sebelumnya. Sela in menggunakan bursa kontrak berjangka yang diselenggarakan BES dan BEJ, masyarakat di Indonesia dapat juga memilih perusahaan swasta seperti P.T. Mahadana Asta Berjangka dan P.T. Top Growth Futures Jakarta, sebagai wacana bertransaksi kontrak berjangka.

Saran
Beranjak dari paparan tentang fakta keberadaan pasar derivatif di Indonesia sekarang ini, dan hasil riset para ahli luar negeri tentang peranan pasar derivatif menunjang transparansi pasar keuangan, dan sangat pentingnya masalah transparansi, yang bahkan membuat Treasury Australia menjadikannya sebagai salah satu kebijaksanaan utama (outcome policy) yang harus diperhatikan agar pasar di Australia berfungsi dengan baik. Kiranya pemerintah Indonesia melalui Departemen Keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal, Bank Indonesia, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dan semua pejabat pemerintah sebagai abdi negara semakin menyadari pentingnya transparansi dalam penyelenggara-an kegiatan perekonomian, dan pasar derivatif adalah salah satu sarana efektif untuk menunjang efisiensi pasar modal. Oleh karena itu mungkin perlu dibentuk satu unit khusus di Departemen Keuangan berupa proyek pengem-bangan pasar derivatif Indonesia multi years (3-5 tahun) khusus membangun pasar derivatif. Misi-nya adalah untuk mengembangkan dan menumbuh kembangkan pasar derivatif keuangan yang telah ada selama ini, sehingga pasar ke-uangan Indonesia semakin terinte-grasi dengan pasar keuangan global. Misi selanjutnya dari proyek adalah mengkaji penggunaan.instrumen derivatif di dalam penyusunan APBN sehingga APBN dapat dibuat kebal (imunisasi) dari berbagai risiko keuangan, baik risiko unsystematic maupun risiko systematic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TWITTER

Menu

Recent Post